Tiga Kemenangan Pasca Ramadan yang Harus Terus Dipertahankan
Pada Kamis, 18 Mei 2023, PKS Kota Surakarta menggelar Halal Bihalal yang diselenggarakan di kantor DPD PKS Kota Surakarta. Acara tersebut dihadiri sekitar 300 kader. Sebagai pemberi siraman rohani adalah Ustadz Mahmud Mahfudz, Lc. Menurut Ustadz Mahmud, ada 3 kemenangan yang telah diraih di Bulan Ramadan dan harus dipertahankan, yaitu kemenangan spiritual, kemenangan emosional, dan kemenangan intelektual.
Berikut ini adalah penjelasannya.
Kemenangan Spiritual
Kemenangan ini diberikan dalam bentuk pahala yang berlimpah yang diberikan kepada orang yang berpuasa. Selain itu, Allah SWT juga memberikan ampunan, mencuci kesalahan, dan juga bangkitnya militansi atau semangat kita dalam menjalankan perintah dan larangan Allah SWT. Hal-hal ini penting sekali untuk mendapatkan hati yang bersih, sehat, atau hati yang "waras".
Menurut Ustadz Mahmud, hati ada 3, hati yang waras, hati yang ganas, dan hati yang tewas. Hati yang waras adalah hati yang ikhlas. "Keikhlasan adalah kunci kemenangan, lihatlah saat Perang Badar, Rasulullah dan Sahabat tidak memiliki angkatan perang yang kuat, persenjataan sangat terbatas, tapi menang. Karena ikhlas!" Ujar Ustadz Mahmud.
Kemenangan Emosional
"Saat Ramadan, selama 30 hari kita berlatih sabar, tenang, menahan amarah, menahan jempol dari share konten hoax atau konten yang memancing amarah," kata pria yang pernah menjabat sebagai anggota dewan FPKS DPRD Provinsi Jawa Tengah tersebut. "Itu adalah kemenangan emosi. Ayo pertahankan!"
Untuk menjadi aktivis Parpol yang konsisten di dakwah, kader PKS harus memiliki emosi yang stabil, tidak mudah goyah, dan konsisten di jalan kebenaran. Apalagi provokasi di dunia eksternal sangat banyak.
"Tahan diri, jangan mudah marah, atasi segala sesuatu dengan cara dewasa!"
Ada 3 jenis pemilih, yakni pemilih tradisional, pemilih emosional dan pemilih rasional. "Kita harus bisa menjangkau pemilih rasional," tutur pria lulusan LIPIA Jakarta tersebut.
Kemenangan Intelektual
Menurut para ahli, puasa menyehatkan sel-sel, termasuk sel otak. Kita membutuhkan kecerdasan untuk berpartisipasi dan berkontribusi dalam kebaikan. Mengelola orang cerdas itu lebih mudah.
"Ada pepatah dalam bahasa Arab yang artinya kurang lebih 'orang cerdas itu, dengan isyarat saja paham'. Orang cerdas juga tidak akan menghindar dari tugas, bahkan akan menyodorkan diri untuk membantu mengatasi permasalahan."
Kader cerdas, bernas, dan trengginas, bukan pemalas, akan membuat kerja ikhlas, kerja mawas, kerja keras dan semua akan puas.