Pentingkah Memiliki Roadmap Keluarga?


Berapapun usia pernikahan Anda, pasti tidak sulit mengenang awal mula memasuki gerbang pernikahan saat itu. Ketika saling menerima dengan pasangan untuk hidup bersama dalam pernikahan, dalam ikatan perjanjian agung (mitsaqan galizha). Menikah berarti kedua pasangan berkomitmen untuk menyatukan cita-cita dan keinginan besarnya terhadap bangunan rumah tangga. Impiannya bukan lagi impian suami saja atau istri saja, melainkan sudah melebur menjadi impian bersama.

Visi keluarga muslim jauh melampaui masa di dunia, yakni hidup bahagia bersama hingga ke surga. Bagaimana mengupayakan agar seluruh anggota keluarga selalu dalam kebersamaan, bahagia dan sejahtera di dunia dan akhirat. Langkah berikutnya ialah bagaimana agar visi dan misi yang sudah ditetapkan dapat mewarnai keseharian, membawa keluarga pada pencapaian langkah demi langkah, istiqamah meniti jalan-Nya hingga akhir masa.

Bertolak dari Tujuan Akhir           

Menilik tujuan penciptaan manusia, yakni agar menjadi hamba Allah, untuk beribadah kepada-Nya saja, maka aspek ibadah mau tidak mau juga harus dijadikan acuan dalam merumuskan visi dan misi bagi keluarga muslim. “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS Adz-Dzariyat: 56)

Senada dengan perintah Allah dalam Surah At-Tahrim ayat 6, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

Dari kedua ayat di atas, sepatutnya keluarga muslim memberi perhatian lebih pada pembinaan ruhani setiap anggota keluarganya. Pendidikan agama, termasuk di dalamnya kesungguhan beramal, mesti menjadi bagian pokok yang ditempatkan dalam visi dan misi keluarga muslim. Untuk itulah mendidik pribadi sebagai muslim sejati menjadi tanggung jawab keluarga; suami dengan istri, begitu juga anak-anak dan keluarga besarnya.

Bukan saja keshalihan pribadi, keluarga muslim juga hendaknya berpartisipasi dalam mewujudkan keshalihan lingkungan. Sehingga keberadaan keluarga muslim bukan saja bermakna bagi orang serumah saja, melainkan juga bermanfaat bagi lingkungan di sekitarnya.

Peran-peran edukasi seperti menjadikan rumah sebagai tempat belajar membaca Al-Qur’an, menjadi tempat pengajian, atau kursus keterampilan sesuai dengan kebutuhan bisa dijadikan alternatif. Bisa juga dengan mencetak anggota keluarga yang akan mencerahkan masyarakat di atas mimbar-mimbar masjid dan menjadi inspirasi bagi lingkungan sekitarnya. Prinsipnya ialah mengupayakan anggota keluarga yang tidak hanya fokus untuk menshalihkan diri sendiri tetapi juga mau mengambil peran dalam menshalihkan lingkungan.

Dengan demikian secara tidak langsung keluarga muslim telah menciptakan lingkungan yang mendukung bagi keshalihan seluruh anggota keluarga. Lingkungan yang shalih akan membuat diri kita ikut terjaga dalam kebaikan. Sebaliknya, bisa terpengaruh keburukan jika lingkungannya kurang baik. Karenanya, keluarga muslim hendaknya tidak melupakan aspek lingkungan dari daftar roadmap yang dibuat untuk mencapai tujuan akhirnya, yakni surga dan ridha Allah swt.

Mensyukuri Potensi sebagai Anugerah

Setiap orang diberikan potensi yang unik, begitu juga setiap anggota keluarga. Boleh jadi potensi itu berbeda satu sama lain meskipun dilahirkan dan dibesarkan dalam satu rumah. Orang tua hendaknya bijaksana dalam menyikapi perbedaan potensi setiap anak. Mengenali dan memahami dengan baik potensi anak menjadi langkah awal agar dapat memberikan arahan dan fasilitas yang tepat bagi pengembangan dirinya.

Sekarang ini sudah banyak ilmu parenting yang mudah diakses orang tua. Model pengasuhan anak di zaman milenial sekarang ini menuntut keluwesan orang tua dalam menghadapi perkembangan anak yang berbeda dengan masanya dulu. Orang tua juga perlu melakukan pengembangan diri agar dapat menyesuaikan diri dan dapat mendampingi anak-anaknya tumbuh sesuai zamannya.

Soal pengembangan diri anak, ini erat kaitannya dengan peran kebaikan apa yang akan dilakukan di masa yang akan datang. Sangat bisa dimasukkan dalam rancangan roadmap keluarga. Peran kebaikan ini juga disebut misi hidup, yakni bagian dari tujuan penciptaan manusia sebagai khalifah fil ardh. Yakni fokus mengabdi di bidang yang sesuai dengan potensi dan bakat alaminya.

Orang tua berperan sebagai mentor yang akan memandu jalan anak menemukan misi hidupnya. Orang tua membantu anak meraih impian dan cita-cita yang menjadi bagian dari misi hidupnya. Di antaranya membantu memilihkan jalur pendidikan terbaik sesuai dengan cita-citanya, memberikan input tentang bidang yang akan digeluti, memberikan kesempatan untuk kursus dan pelatihan, pemagangan pada ahlinya, dan lain sebagainya.

Jika suami, istri, dan anak-anak sudah saling memahami dan bermufakat tentang peran apa yang akan dilakukan oleh masing-masing di masyarakat, tidak sulit untuk menjalankan roadmap keluarga seperti yang diinginkan. Roadmap inilah yang akan menjadi panduan dalam pencapaian visi, misi dan tujuan akhir keluarga, yakni kembali bersama di surga Allah Ta’ala. Aamiin ya rabbal ‘alamiin. 

Penulis: Iffah Noor Hasanah


Subscribe to receive free email updates: