Jangan Sepelekan Dehidrasi, Ayo Atur Pola Minum Selama Puasa!


Permasalahan penting yang agak diabaikan selama menjalani puasa adalah konsumsi air putih. Masa berbuka yang singkat, seringkali membuat kita alpa untuk meneguk cairan putih yang sebenarnya sangat kita butuhkan untuk kesehatan tubuh. Akibatnya, banyak di antara kita yang menderita dehidrasi selama berpuasa.

Sebagaimana dikutip dari I Ketut Adnyana, dkk. (2004) dalam Jurnal Acta Pharmaceutica Indonesia, Vol. XXIX, No.1, 2004, dehidrasi adalah suatu keadaan kekurangan cairan, kekurangan kalium (hipokalemia) dan adakalanya acidosis (darah menjadi asam), yang tidak jarang berakhir dengan shock dan kematian.

Adapun tanda-tandanya, dikutip dari femina.co.id (11 Aug 2011) adalah perasaan lelah dan lemas, kondisi tubuh tidak nyaman atau fit, sulit untuk berkonsentrasi, sakit kepala, haus yang teramat sangat, mual, dan pada dehidrasi yang berat, bisa menyebabkan jatuh pingsan.  Saat dehidrasi, kulit juga menjadi sangat kering, bibir pecah-pecah dan wajah menjadi lebih pucat.

Dehidrasi, menurut dr. Ahmad Supriyanto dari RSU PKU Muhammadiyah, Solo, tidak boleh disepelekan. “Jika terus berlanjut, tubuh akan sangat kekurangan air dan darah menjadi kental. Dehidrasi berat bisa mengacaukan proses-proses yang terjadi di dalam tubuh, sehingga bisa terjadi penurunan kesadaran, pingsan, bahkan meninggal jika tak segera mendapatkan pertolongan,” tutur dr. Ahmad.

Mengapa kebutuhan air sangat penting bagi tubuh kita? Sebab, menurut Fereydoon Batmanghelidj, dalam bukunya “Air  untuk  menjaga  kesehatan  dan menyembuhkan penyakit” (diterjemahkan dan diterbitkan oleh Gramedia, 2007),  tubuh manusia rata-rata tersusun atas 75% air, sedang sisanya, 25% adalah bahan padat. Otak tersusun atas 85% air, sehingga otak sangat rawan jika mengalami dehidrasi. Perbandingannya cukup mengagetkan! Manusia masih bertahan hidup jika kehilangan 40% lemak dan protein tubuh, namun dia akan mengalami kematian jika kehilangan 20% air  saja.

Berbagai fakta di atas semestinya membuat kita merasa waspada. Para pakar kesehatan menyarankan agar setiap hari kita mengonsumsi sekitar 2 liter atau 8 gelas air putih. Saat puasa, konsumsi air putih tidak boleh dihentikan dan dikurangi. Meski kita hanya memiliki sekitar 10 jam waktu berbuka, seyogyanya kita tetap mengonsumsi air putih sebagaimana dibutuhkan oleh tubuh.
Berikut ini adalah jadwal minum air putih yang bisa kita terapkan.

Saat berbuka puasa : 1 gelas
Usai makan takjil jelang shalat maghrib : 1 gelas
Setelah makan besar : 1 gelas
Saat shalat tarawih (membawa bekal) : 1 gelas
Pulang tarawih : 1 gelas
Menjelang tidur : 1 gelas
Bangun tidur hendak sahur : 1 gelas
Usai sahur : 1 gelas
Total : 8 gelas

Agar konsumsi air putih bisa optimal, kita bisa mengurangi beberapa minuman seperti sirop, teh manis, es buah dan sebagainya.  Memang ada pendapat yang mengatakan bahwa 8 gelas itu bisa termasuk minuman-minuman sejenis itu. Akan tetapi, air putih tetap merupakan pilihan yang terbaik.
Untuk mengecek apakah Anda mengalami gejala kekurangan cairan, menurut dr. Ahmad, “Silakan periksa urin Anda. Jika terlihat keruh kuning hingga kecokelatan, itu alarm tubuh untuk Anda, bahwa Anda harus segera membenahi pola minum Anda!”

Minum air putih, selain mencegah dehidrasi, juga akan menjaga kesehatan khususnya ginjal kita. Meski puasa, mari kita tetap jaga kesehatan kita!

Subscribe to receive free email updates: